Menterinya Beberapa ada yang hmm..
Masih ingat dengan jelas dipikiran saya ketika Natalius Pigai meminta anggaran 21 Triliun. Salut sekali saya dengan bapak ini karena berani mengatakan dengan jelas 21 Triliun. Kalau saya tidak salah dengar beliau berniat mendirikan sekolah HAM dengan taraf internasional. Jujur dengan anggaran sebesar itu, saya adalah golongan orang yang tidak setuju. Perihal membentuk sekolah, lebih baik bekerja sama dengan Perguruan Tinggi atau dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi dahulu. Manfaatkan dulu yang sudah ada, dan jangan muluk dulu langsung internasional pada 5 tahun pertama. Bagi saya kepentingan nasional ada yang urgent sakali seperti kemiskinan, infrastruktur yang belum merata, dan persiapan generasi untuk masa depan. Ibarat kata kalau urusan perut belum teratasi lebih baik kenyangkan dulu perut baru kita berfikir kedepannya… Tenang saya ngga akan membahas menteri yang diduga kasar terhadap bawahan (krn belum jelas dan masih saling salah-salahan).
Koruptor Hendak dimaafkan dan Prof Mahfud dikatakan Orang Gagal
Salah satu perkataan Prabowo ketika di Al- Azhar tentang koruptor juga membuat sedikit bertanya-tanya. Selanjutnya tanggapan menteri-menterinya justru semakin membuat bertanya-tanya. Pada saat itu yang ada dipikiran saya hanya “Lho kok iso to.. “ Kemudian di tengah menteri-menteri yang bagi saya memperkeruh suasana justru Prof Mahfud mampu mengkritik apa yang terjadi saat itu dan meluruskan suasana. Akan tetapi di tengah-tengah suasana terkagum-kagum justru Pak Habiburokhman datang dengan mengatakan Prof Mahfud adalah orang gagal. Hati saya seperti langsung tersayat-sayat dengan perkataan beliau. Hebatnya Prof Mahfud justru menanggapi dengan bijak dengan tidak meneruskan perdebatan itu (padahal saya yakin kalau mau dilanjutkan sebenarnya Prof Mahfud bisa-bisa saja).


