Coba Lihat dari 5 Penjuru Mata Angin |PastiBisa

Halo gimana kabarnya? sehat?

Tenang saja saya disini bukan menulis untuk mengajarimu wkwk.. toh kalau kamu tidak tertarik saya tidak memaksa.. itu semua “hakmu”. Saya percaya kamu paling tahu apa yang kamu butuhkan dihidupmu dan tidak ada yang bisa mengatur bagaimana caramu menentukan keputusan. Tuhan bisa sih.. tapi bisa saja sekarang atau bisa saja nanti. Bisa saja cara Tuhan mengajarimu dengan menunjukkan beberapa hal berat kepadamu dan caramu menghadapi itu yang akan mengubahmu sedikit demi sedikit. Sampai akhirnya menjadi manusia yang jauh lebih baik.

Tenang saja, ceramahnya cuma satu paragraf kok wkwk.. saya tidak mau kamu merasa terbebani dengan cara fikir yang berat. Kita yang ringan-ringan saja. Bayangkan keluargamu mempunyai sepetak kebun apel yang sayangnya mengalami gagal panen :(.. sedih kan? Selanjutnya karena kamu hanya sekedar tahu kebun apel gagal panen, kamu memanggil ibumu dan berharapibumu tahu penyebabnya.

“Ibu! kebun apel kita gagal panen”

“Oh iya tidak apa-apa kemungkinan karena kadang hujan kadang berkabut tapi coba nanti kita lihat sama-sama”

Ibumu menjawab dengan spontan karena itu kemungkinan yang terjadi. Dugaan ibumu adalah bunga apel yang mudah rontok karena cuaca tidak menentu tapi ibumu tidak langsung menjatuhkan dugaan itu karena dia tahu kebun milik tetangga tetap panen. Kesimpulannya ibumu sudah memiliki dugaan.

Hari selanjutnya ibumu mendatangi rumah tetangga yang berhasil panen meski cuaca tidak menentu.

“Pak kenapa kebun bapak masih bisa panen? Bolehkah saya tahu?”

“Oh jelas boleh ibu.. tapi satu yang perlu ibu tahu kebun saya juga mengalami penurunan hasil panen meski tetap menghasilkan. Rahasianya menyemprotkan pestisida lebih banyak paling tidak dua kali lipat dari biasanya. tetapi ya ibu saya heran dengan Pak Romli dia berhasil terus di semua usaha yang dia coba mau sayur, apel, bahkan melon ibu. Pak Romli bisa membudidaya kebun melon dengan polybag dan itu bagus-bagus.”

Tetangga mencoba menjelaskan ke ibumu salah satu cara yang ia lakukan agar tetap menghasilkan panen. Ibumu ternyata tidak mengetahui hal itu. Andaikan ibumu tidak memiliki tetangga sebaik itu mungkin keluargamu akan mengalami gagal panen hingga 2 atau 3 musim lagi. Akan tetapi ibumu masi keheranan karena diberi tahu kalau Pak Romli selalu berhasil di semua hasil panennya. Akhirnya ibumu mendatangi Pak Romli di keesokan hari.

“Pak Romli saya dengar bapak selalu berhasil dalam berkebun. Saya ingin tahu sedikit tentang usaha kebun bapak, apakah boleh?”

“Tentu boleh ibu.. Iya itu yang sering saya dengar dari tetangga-tetangga kalau saya selalu berhasil karena kendaraan selalu keluar masuk rumah saya. Sebenarnya tidak demikian kenyataanya. Saya sering mengalami kerugian besar. Dua pertiga dari bak kendaraan pick up membawa buah gagal dan sisanya hasil panen saya dan saya biasanya saya taruh buah hasil panen di atas karena saya mengantar buah segar dulu baru yang gagal.. Jadi terlihat dari luar hasil panen saya berhasil terus… begitu ceritanya”

“Oala begitu.. berarti petani saat ini banyak mengalami kegagalan ya.. tetapi saya dengar lagi bapak berhasil menanam buah melon di polybag dan hasilnya tidak kalah dari melon kebun ya pak?”

“Oh iya.. itu saya belajar dari sukoharjo dari teman tetapi lumayan sulit itu bu.. tanahnya harus diayak, kadar keasaman tanah harus benar; tidak boleh terlalu basah juga tidak boleh terlalu kering; dan kalau sudah berdaun di atas tujuh, daun kedelapan dan seterusnya harus dipotong.. Sederhananya biar nutrisi tidak lari ke daun.. dan pupuk harus”

Ibumu saat itu lumayan pusing karena mendengar penjelasan Pak Romli yang terlalu banyak dan sempat terpikir kalau Pak Romli sudah jauh di atasnya. Setelah itu ibumu pulang karena terlupa membuatkanmu makan dan sebentar lagi kamu pulang dari sekolah.

Bagaimana? tambah pusing? ngga papa saya tidak akan menyimpulkan cerita kok.. saya akan membiarkanmu menyimpulkan. Saya yakin kamu bisa kalaupun tidak, tidak apa-apa. Tidak ada yang saya paksakan. Pasti ada saatnya dan mungkin bukan sekarang.

Tertanda

Pengamatmu

*tulisan ini saya tulis dengan kondisi stabil dan tidak berniat menyinggung siapapun selanjutnya saya kembalikan ke teman-teman

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top