Saya yakin semua pasti sering berpikir “Kenapa dia bisa kaya gitu?”. Pikiran-pikiran tersebut justru menghantuimu. Proses ini tidak akan berhenti sampai kamu mengetahui apa yang terjadi. Apa kamu perlu tahu penyebabnya? Jawabannya belum tentu.. tergantung dari apa yang akan kamu lakukan selanjutnya.
Segala hal pasti ada penyebabnya bahkan penyebab tersebut terdapat sebab lagi. Semakin kita tarik mundur penyebab intinya akan semakin intens dan kompleks. Kadang untuk beberapa hal kita tidak perlu mengetahui hingga terlalu dalam bahkan kadang kita tidak perlu tahu apapun. Saya yakin pasti ada yang pusing dengan tulisan saya baru saja. Tidak apa-apa. Contoh nyatanya saat kamu ke warung dan mengetahui harga telur naik. Spontan kamu akan berpikir “kenapa harga telur naik?”. Selanjutnya pikiranmu akan mengarahkan kepada fenomena tahun baru dan libur panjang sehingga harga telur naik. Tetapi apakah kamu berusaha mengetahui kenapa ada tahun baru dan libur panjang? Mungkin beberapa ada, tetapi hanya sedikit orang. Orang-orang yang hendak mengetahui hal yang lebih dalam pasti terdapat ketertarikan terhadap hal tersebut.
Iya,.. ketertarikan dapat menjadi alasan untuk mengetahui secara lebih dalam. Ketertarikan ini juga ditimbulkan suatu hal pula. Misal kamu tertarik sesuatu karena sedang mengerjakan proyek; kamu tertarik terhadap seseorang karena ganteng/cantik; kamu tertarik dengan seseorang karena cara kamu membutuhkannya; masih banyak lagi. Maka dapat disimpulkan:
Kebutuhan -> Ketertarikan
Lantas seberapa jauh kamu perlu mengetahui penyebab? Jawabannya tergantung tingkat kebutuhanmu. Sejauh mana kebutuhanmu ingin mengetahuinya. Setelah semua sudah terpenuhi secara alamiah kamu pasti akan berhenti secara sendirinya. Selanjutnya mungkin diikuti dengan liburan dengan minum segelas capuccino dingin dan membaca tweet menfess atau menonton reels ig.
Tertanda
Pengamatmu
