“Memang Kamu Berharap Apa?” Satu Perkataan Beribu Makna

Jepretan Torsten Dettlaff pada uncopyright image on pexels.com

Kamu Berharap Apa?

Bagaimana? Apakah ada yang terjadi? Sudah dari lama saya selalu mengingatkanmu. Saya selalu mengingatkanmu dengan tulisan yang intinya kadang berulang-ulang muncul di konten “SajakLarikMakna” dan “PastiBisa” tetapi apakah kamu benar-benar membaca dan mengingatnya? Kalaupun tidak, tidak apa-apa. Saya tidak menganggap apa yang saya tulis itu benar. Semua tulisan saya hanya berasal dari kejadian nyata, buku, kitab, perasaan, dan pikiran.

Saya masih mengingat inti tulisan dari setiap judul yang pernah saya tulis meski terkadang saya kerap diam ketika kamu mencoba menanyakan tulisan saya. Inti dari beberapa judul yang kerap saya tulis adalah bersikap tenang, biarkan waktu menyelesaikan, semua hanya ada dipikiran, dan jangan berpikiran aneh-aneh.

“Apakah kamu mengingat itu?”

Tidak ingat tidak apa-apa.. Melihatmu bertahan saja saya sudah senang. Saya senang melihatmu melangkah lebih jauh lagi. Saya senang melihatmu berusaha mencoba meraih apa yang kamu mau. Saya senang melihatmu bahagia.

Beberapa hal mungkin akan terasa menjauhimu tapi itu bukan berarti buruk. Percaya saya, apa yang terjadi itu sudah seharusnya terjadi dan Tuhan mau kamu merasakan serta belajar dari kejadian itu. Semoga saja setelah ini akan terjadi hal yang lebih baik.

Hahaha,.. sepertinya tulisan saya seperti orang patah hati ya wkkw.. silakan kalau kamu menganggap seperti itu wkwk.. Saya bebaskan siapapun untuk menggambarkan tulisan saya. Kamu mau menjadikan tulisan saya pembenaran diri masing-masing… silakan. Kamu mau menjadikan tulisan saya pengingat.. silakan. Bahkan kamu mau menganggap tulisan saya sebagai wujud patah hati atau hal buruk lainpun tidak apa-apa wkwk.. tenang saja.. saya tidak mudah marah wkwk

Apa yang saya tulis tergantung apa yang ada dipikiranmu

Apakah kamu merasakan itu? Apa yang ada dipikiranmu itu bukan berarti kejadiannya seperti itu. Percaya saya pikiran itu wujud interpretasimu terhadap suatu fenomena yang dibandingkan dengan pengalaman atau hal yang kamu pahami dan berasal dari masa lalu. Bisa saja itu benar tapi bisa saja itu tidak terjadi..

iya tidak?

Entah kita akan paham hal yang sama atau tidak wkwk. Tidakpun tidak apa-apa.. saya sebagai penulis berusaha tidak berharap apa-apa darimu wkwk.. cielah bisa ae tulisanku ini. Kadang memang saya bisa menulis dengan berbunga-bunga tapi kadang juga saya hanya diam dan stuck dengan pikiran dan tidak ada ide wkwk. Akan tetapi sejauh ini masih aman.. saya masih banyak ide untuk menulis hal-hal seperti ini. Kalau tidak ada, saya tinggal tulis saja kejadian lucu yang terjadi wkwk.

Fenomena itu, akan lucu jika dilihat dari pandangan lebih luas tapi akan menjadi insiden kalau dilihat dari pandangan yang sempit.. itulah yang saya selalu saya lakukan di tulisan saya wkwk..

Jujur saya menulis ini sambil mendengar guyonan Cak Nun dengan FPI. Cak Nun membahas soal perang dan mengatakan “bakat iku omong kosong.. gayamu dijabut ilatmu kapok” (bakat itu omong kosong.. sok-sokan.. dicabut lidahmu syukurin). Memang terlihat tidak nyambung topik tulisan saya kali ini dengan guyonan Cak Nun tetapi saya mau pembaca saya merasakan hal lucu yang saya dengar wkwk.

Saya harap mulai sekarang dan nanti hal baik akan terjadi di kehidupanmu. Aamiin.. Entah apapun yang terjadi semoga kamu bisa menyelesaikan apa yang menjadi penghalangmu kedepannya. Saya harap kamu tidak merasa sedih sebanyak dulu. Terakhir semoga saja kedepannya kita tidak berharap yang aneh-aneh. Saya hanya takut Tuhan bingung dengan harapan kita wkwk

Tapi tidak apa-apa jangan takut berharap kalo kata tiktok mah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top