Meningkatkan “FOMO” (Fear of Missing Out)
Algoritma media sosial memanfaatkan psikologi manusia, terutama ketakutan akan ketinggalan atau FOMO. Media sosial dirancang untuk menampilkan konten yang mendapatkan engagement tinggi, menciptakan tekanan sosial untuk ikut serta dalam tren tertentu. Fenomena FOMO sering terlihat pada kalangan Generasi Z dan milenial, di mana mereka merasa perlu untuk selalu “up-to-date” dengan tren terbaru agar tetap relevan.
Misalnya, ketika ada tren fashion baru yang dipromosikan oleh influencer terkenal, banyak orang merasa terdorong untuk mengikuti meskipun tidak sesuai dengan preferensi pribadi mereka. FOMO juga menjadi alasan mengapa tantangan viral seperti “Ice Bucket Challenge” berhasil menarik perhatian global.
Sumber:
- Penjelasan tentang FOMO
Mendorong Konsistensi Tren melalui Kreator
Platform sering kali mempromosikan kreator yang konsisten menghasilkan konten berdasarkan tren tertentu. Kreator ini bertindak sebagai pemimpin tren yang menginspirasi jutaan pengikut untuk ikut serta dalam tren tersebut. Sebagai contoh, kreator mode di Instagram sering kali menjadi sumber utama tren fashion yang diikuti oleh pengguna di seluruh dunia.
Kreator juga memainkan peran penting dalam membentuk opini publik. Dengan menggunakan algoritma untuk mempromosikan konten mereka, platform secara efektif menciptakan budaya di mana kreator adalah “pemimpin opini” digital.
Sumber:
- Artikel tentang influencer media sosial

