FOMO (Fear of Missing Out)
Fenomena FOMO, atau ketakutan akan ketinggalan, adalah salah satu alasan utama mengapa orang mudah terpengaruh tren. FOMO adalah dorongan psikologis yang membuat seseorang merasa harus mengikuti sesuatu yang sedang populer agar tetap relevan dalam lingkungannya.
Misalnya, ketika ada tren fashion baru yang dikenalkan oleh influencer terkenal, banyak orang langsung merasa “harus” memilikinya agar tidak dianggap kurang up-to-date. Padahal, pilihan tersebut seringkali tidak didasarkan pada kebutuhan atau preferensi pribadi.
Sumber Terkait:
- Penjelasan FOMO pada Generasi Z: Baca di sini.
Pencarian Identitas dan Validasi Sosial
Di kalangan anak muda, khususnya remaja, mengikuti tren sering kali berkaitan dengan kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan sosial. Ketika seseorang mengikuti tren, ia merasa lebih diterima dalam kelompok sosial tertentu. Hal ini terjadi karena identitas seseorang sering dikaitkan dengan apa yang mereka kenakan, tonton, atau lakukan.
Sebagai contoh, beberapa remaja merasa bahwa memakai merek tertentu yang sedang populer dapat meningkatkan status sosialnya di mata teman-teman. Seringkali, tekanan sosial ini mendorong mereka untuk mengorbankan preferensi pribadi demi validasi eksternal.
Sumber Terkait:
- Ulasan tentang bagaimana media sosial memengaruhi identitas dan validasi sosial: Baca di sini.


Bagaimana fenomena FOMO (Fear of Missing Out) memengaruhi cara anak muda berinteraksi dengan tren? kunjungi IT Telkom
Pertama kita tinjau dahulu pengertian dari FOMO. FOMO yaitu fenomena ketakutan seseorang dari kehilangan moment atau tertinggal trend (Przybylskiet.al, 2013). Berdasarkan penelitian Przybyliskiet et al penyebab FoMO adalah tidak terpenuhinya kebutuhan akan keterhubungan, yang secara sederhana berarti kurangnya interaksi sosial dengan orang-orang di sekitar.
Selanjutnya melihat fenomena kemunculan tren saat ini berkembangnya di internat yang dapat menjadi media yang cepat menjadikan rasa ketertinggalan semakin cepat. FOMO dan tren berarti saling berkaitan karena saat ini berada di tempat yang sama (media digital). Maka hal yang berperan kuat adalah semakin cepatnya keterhubungan jaringan dan kurangnya interaksi sosial. Pada akhirnya fenomena FOMO yang cenderung psikologis dan didukung dengan 2 faktor (kcepatan jaringan dan ketakutan tertinggal) menyebabkan hasrat psikologis tersebut lebih cepat terjadi.
Artikel ini disusun dengan proses pengkompilasian terhadap literatur yang telah ada apabila Anda tertarik kami dapat mengirimkan kepada Anda.