Bagi beberapa orang pasti mengira hal ini adalah becandaan.
Tidak!
Ini adalah fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa masa kini dan sudah menjadi tren. Setelah pulang kuliah, mereka pergi ke tempat-tempat gym, jogging track, atau berlatih kalistenik. Sudah tidak heran jutaan rupiah dikeluarkan untuk menjadi member gym sekaligus memenuhi asupan makanan dan juga whey protein.
Penyebabnya pun bermacam-macam, bisa karena stress mengerjakan tugas kuliah, pengaruh mengerjakan skripsi yang selalu ditentang dosen, dan bahkan disakiti oleh pasangan. Apa ngga ngeri tuh?
Hal ini dibuktikan oleh salah satu mahasiswa yang berasal dari universitas terkenal di Semarang yang memutuskan untuk menjadi pelatih olahraga. Panggil saja RAJ, yang merupakan teman penulis dan penggiat olahraga profesional.
“Gas.. Gas, dibayarin kuliah mahal-mahal malah jadi atlet”, ungkap RAJ di salah satu burjo di Semarang (01/02/2023).
Perkataan ini terlontar dari mulut RAJ, buntut dari keresahannya terhadap skripsi yang tak kunjung sidang proposal. Meski saat ini, RAJ telah memasuki masa akhir perkuliahannya (hampir sidang akhir). Alhamdulillah, RAJ menemukan passion-nya dan semoga menjadi personal trainer terkenal.. Aamiin ya Rabbal Alamin.
Tentunya masih banyak kasus mahasiswa seperti RAJ yang tidak terliput oleh penulis. Biarkan mereka hidup dengan tenang bersama dengan masalah dan gaya hidup sehatnya selama tidak mengganggu kehidupan orang lain dan berdampak posistif bagi mereka.
Fenomena mahasiswa berbadan kekar ini bukanlah hal yang buruk. Justru dengan ditemukannya kasus RAJ ini diharapkan di masa mendatang akan hadir RAJ-RAJ lainnya. Berawal dari perasaan tidak adil dan tersakiti menjadi gaya hidup sehat luar biasa.. Rispekk.. Siapa tahu, di tahun 2045 mendatang terjadi over populasi dari tenaga pelatih gym profesional dan usaha gym akan menjadi tren yang luar biasa.
Opo Gak Suangar Iku!


