
Cerita ini diharapkan dapat menjadi himbauan agar tidak terjadi pada orang lain. Penulisan ini sudah melalui persetujuan yang bersangkutan dan tidak akan mencantumkan nama dari tokoh aslinya.
Banyak sekali cerita yang saya dapatkan di masa-masa akhir kuliah S1. Saya kira, apabila saya ceritakan satu per satu cerita saya, tidak akan habis dalam satu malam. Terlalu banyak yang perlu diceritakan dan terlalu bersambung sebagai suatu series.
Ibarat hujan, nafsu itu tidak ada yang tahu kapan datangnya. Saya pun meng-iya-kan hal itu. Entah sedang di kamar mandi, membaca buku, atau kadang ada yang sedang solat. Gimana? Kepikiran ngga kamu? Wkwk. Iya, memang hal ini yang kerap terjadi.
Hari itu adalah tepat satu hari sebelum sidang hasil skripsi. Normalnya, mahasiswa akan dibingungkan dengan bagaimana persiapannya besok untuk presentasi. Tapi, justru nafsu yang muncul dipikiran teman saya ini, wkwk. Sudah tidak paham lagi saya dengan kejadian ini. Hal ini mungkin salah tapi apa yang sudah terjadi tidak bisa ditarik kembali, jadi apa boleh buat. Biarkan menjadi pembelajaran yang lucu dan unik sekaligus, wkwk.
Mahasiswa Lain Deg-Degan Menghadapi Dosen Besok, Manusia Ini Justru..
Malam sebelum presentasi, terbesitlah untuk membeli konten “itu”. Entahlah, saya tak tau berapa harga konten itu tapi kejadian ini justru membuat saya geleng-geleng kepala, wkwk. Saya rasa sudah cukup sumringah perasaan teman saya malam itu atau mungkin perasaanya bercampur deg-degan karena hal ini baru pertama kali ia lakukan.
Tidak berselang berapa lama orang yang menjual konten ini menghubungi bahwa akan mendapat bonus. Coba kalian tebak bonusnya apa? Wkwk. Kalau menebak bonus video tambahan karena membayar cash, kalian salah besar. Bonusnya adalah VCS (Video Call Sex) wkwk. Tambah sumringah dong perasaan teman saya ini, sudah nafsu tak tertampung sampai di ubun-ubun dapat vidcall pula. Tanpa pikir panjang, langsung di-iya-kan saja perkataan orang yang akan memberi bonus ini.
Tulilit.. tulilit.. tulilit (suara telepon whatsapp)
Teman saya mengangkat telepon tersebut dan diminta untuk membuka kameranya. Tanpa rasa curiga, dibukalah kamera teman saya ini. Apa yang terjadi? Orang yang menawarkan VCS ini men-screenshot vidcall teman saya. Kemudian..
Tiiit… (suara telepon whatsapp dimatikan)
“Sekarang kirim uang 200 ribu kalau fotomu ngga mau disebar”
“Ku kasih tau mamamu lho”, tambah si penipu.
Semalaman spam chat dikirimkan kepada teman saya, bahkan teman saya sampai menonaktifkan instagramnya karena penipu ini sudah mengetahui username instagram teman saya.
Nafsu Tak Terbendung Berujung Depresi Semalaman
Cerita tidak berakhir begitu saja. Teman saya yang masih seperti anak mama dan serba takut akan segala hal justru mendatangi teman terdekatnya. Teman saya yang di-teror chat semalaman justru meneror teman dekatnya tersebut. Nah.. begitulah kalau ada masalah itu bagi-bagi, wkwk. Satu diteror harus kena semua. Nguerii.
“Gimana ini,pak?”
“Pak, dia nge-chat lagi, pak”
(Nangis)
“Pak, dia nge-chat lagi, pak”
“Gimana ini, geh”
(Nangis)
Kata-kata seperti itu yang didengarkan oleh teman saya semalaman. Bahkan sudah diblok, penipu ini menggunakan nomor lain. Jadi dapat saya pastikan dia memiliki banyak nomor dan bisa jadi memiliki banyak akun dengan penipuan yang sama. Jadi, kalo nafsu berhati-hatilah, wkwk.
Perasaan depresi dan bersalah yang bercampur dengan gelisah persiapan sidang hasil terjadi pada malam itu. Sudah pasti teman saya yang sudah biasa bercerita kepada keluarganya harus menanggung perbuatannya sendiri. Malam itu adalah malam terlucu bagi saya. Tidak pernah saya tertawa sepuas itu. Saya yang tidak pernah melihat teman saya solat secara langsung, justru melihat solat secara live.
MENGERIKAN WKWK
Singkat cerita, saya mendatangi teman saya keesokan harinya dan masih saja dengan perkataan “eh.. pak, dia masih nge-chat”. Bahkan, karena teman saya tidak kuat melihat chat WA tersebut, saya yang menghadapi penipu ini dan mem-blok nomornya hingga nomornya habis.
Demikian cerita pendek ini saya tulis. Saya harap cerita ini dapat menjadi pembelajaran bagi semuanya dan berhati-hati. Nafsu boleh, sange boleh, tapi berhati-hatilah. Siapa tau di masa depan akan ada jenis penipuan yang lebih mindblowing dari ini. Teknologi saja bisa berkembang, apalagi teknik tipu-menipu. Apa ngga ngeri ituh!
Pesan Moral
“Kalo nafsu atau sange solat dulu, siapa tau nanti ngga ditipu”


