Merantau : Pilihan atau Jebakan?

Selain Kerja, Mau Cari Apa Lagi di Wilayah Sebelah?

Uniknya, migrasi tidak melulu soal pekerjaan atau pendidikan. Orang-orang dengan ekonomi kelas atas justru tertarik dengan kawasan pedesaan yang sepi dan menurut mereka layak dikembangkan menjadi lokasi pendidikan atau usaha sampingan mereka. Istilah orang kaya yang “balek kampung” ini disebut dengan Gentrifikasi. Tembalang dan Mijen di Kota Semarang merupakan contoh nyata beberapa daerah yang diserbu oleh para crazy rich ini, dimana Tembalang dengan keberadaan Universitas Diponegoro merupakan lahan basah yang sangat baik untuk usaha kos-kosan, laundry, atau sekedar sewa lahan untuk burjo. Sementara di Mijen, perkembangan Bumi Semarang Regency (BSB) yang masif merupakan bentuk kekhawatiran isu bagi para konglomerat yang takut kebanjiran di “Semarang Bawah”, dengan karakteristik Mijen yang luas dan murah, cuaca dingin, serta minim potensi bencana.

Migrasi sebenarnya tidak melulu menjadi gambaran orang berpindah tempat tinggal dan menetap selamanya. Dalam beberapa kasus, migrasi juga terjadi pada saat-saat tertentu, sebutlah Libur Akhir Tahun atau Idul Fitri. Motif masyarakat yang bermigrasi sementara juga bermacam-macam, ada yang sengaja melakukan perjalanan jauh dan staycation di kota dengan daya tarik pariwisata yang besar seperti Yogyakarta atau Pulau Bali, ada juga yang memang berniat untuk sekedar berkunjung ke kampung halaman yang telah ditinggal selama beberapa waktu, lalu ketika masa liburan habis akan kembali ke perantauan mencari pundi pundi uang lagi untuk liburan yang akan datang, siklus ini selalu berlangsung khususnya di Indonesia sehingga mendorong perkembangan sarana penghubung antar wilayah, hanya untuk mewadahi lonjakan para traveller.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top