Tekanan Masyarakat Pedesaan : Antara Pertanian, Kemiskinan, dan Bertahan Hidup

Lebih dalam lagi, guna menciptakan penghidupan masyarakat perdesaan yang berkelanjutan, Scoones (1998) merumuskan strategi penghidupan yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu intensifikasi/ekstensifikasi pertanian, diversifikasi mata pencaharian, dan migrasi. Secara umum, hal ini memberikan opsi yang terbuka bagi masyarakat pedesaan. Mereka bisa mendapatkan lebih banyak dari mata pencaharian mereka di sektor pertanian (termasuk pemeliharaan ternak, akuakultur, kehutanan, dll.) melalui proses intensifikasi (lebih banyak hasil per satuan area melalui investasi modal atau peningkatan input tenaga kerja) atau ekstensifikasi (lebih banyak lahan yang diolah), melakukan diversifikasi ke berbagai kegiatan untuk mendapatkan penghasilan di luar pertanian, atau dengan pindah ke tempat lain dan mencari mata pencaharian, baik sementara maupun permanen. Bahkan, ketiga strategi ini dapat dikombinasikan secara bersamaan maupun berurutan. 

Pemerintah Republik Indonesia dengan berbagai upayanya terus melakukan pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan. Beberapa program seperti pembukaan lahan hutan, intensifikasi penggunaan tanah, perbaikan sistem irigasi, dan penggunaan benih terpilih telah dan terus digalakkan demi tujuan berkurangnya tingkat kemiskinan masyarakat pertanian di pedesaan. Teknologi pertanian pangan baru yang telah dimulai sejak tahun 1963, telah menunjukkan puncak keberhasilan secara nasional dalam bentuk pencapaian swasembada beras pada tahun 1984. Namun demikian, tekanan penduduk yang kuat serta berkelanjutan terhadap tanah pertanian telah menyebabkan penggunaan teknologi pertanian baru tidak lagi efektif. Akibatnya, kemiskinan pedesaan masih tetap menjadi masalah serius. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top